Rabu, 25 April 2012

Manusia dan Penderitaan


 Kekerasan dalam Berpacaran

    Sebuah kisah tentang kekerasan dalam berpacaran yang dialami oleh seorang mahasiswi sebut saja namanya Melati, dia adalah mahasiswi salah satu universitas di Jakarta yang hidup berkecukupan tetapi selalu merasa kesepian karena keluarganya tak pernah ada di rumah hanya untuk sekedar mendengarkan curahan hatinya ketika sedang senang ataupun sedang dirundung kesedihan.
     Ketika itu dia mulai menjalin hubungan berpacaran dengan seorang pria bernama jaka. Awalnya mereka sangat rukun dan harmonis, tetapi lama kelamaan sifat Jaka mulai memperlihatkan kejanggalan yang sebelum-sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh melati. Jaka menjadi sangat keras dan pemarah bahkan tak jarang menyakiti Melati, menampar, hingga memukul. Namun setelah puas meluapkan kemarahannya itu Jaka langsung berubah drastis dengan menyadari tindakannya tersebut dan meminta maaf serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan ternyata sifat pemarahnya itu ia dapatkan karena sering melihat ayahnya melakukan tindak kekerasan terhadap ibunya. Awalnya Melati bisa mengerti hal itu tetapi Jaka terus saja melakukan hal yang sama kepada Melati, bahkan Melati tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan teman-teman dan sahabat terdekatnya terutama dengan pria lain walaupun itu sahabat nya sendiri
Semakin hari, tindak kekerasan yang dilakukan Jaka semakin tak terkendali, bahkan tidak jarang Melati diancam akan dibunuh oleh Jaka saat ingin mengakhiri hubungannya dengan Jaka. Namun setelah berusaha sekuat tenaga akhirnya Melati melaporkan tindakan Jaka yang sudah tidak wajar kepada pihak berwajib dan berhasil mengakhiri hubungannya dengan Jaka.
    Dari peristiwa tersebut seharusnya kita bersikap bertanggung jawab dan peduli terhadap pasangan kita bukan malah menyakiti apa lagi menyakiti secara fisik.  Banyak yang berasumsi berpacaran itu merupakan hal yang indah tidak ada penderitaan tapi kalau kejadiannya kaya gini justru yang didapatkan hanya penderitaan saja
sebelumnya saya juga sebagai mahasiswi pernah mengalami kekerasan dalam berpacaran awalnya saya mencoba sabar karena saya yakin dia bakal berubah tp melihat kelakuan nya semakin brutal saya langsung putusin dia. seharus nya dalam berpacaran kita tidak boleh over protectiv, mudah emosi dan tersinggung karena dalam masa pacaran itu sebaiknya tidak di haruskan dengan cara kekerasan apalagi kekerasan fisik. bayangin aja orang tua yang membesarkan kita selama berpuluh tahun tidak pernah berbuat kasar terhadap kita. 


Referensi : http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=kekerasan-pacaran.flv 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar