Kekerasan dalam Berpacaran
Sebuah kisah tentang
kekerasan dalam berpacaran yang dialami oleh seorang mahasiswi sebut saja
namanya Melati, dia adalah mahasiswi salah satu universitas di Jakarta yang
hidup berkecukupan tetapi selalu merasa kesepian karena keluarganya tak pernah
ada di rumah hanya untuk sekedar mendengarkan curahan hatinya ketika sedang
senang ataupun sedang dirundung kesedihan.
Ketika itu dia mulai
menjalin hubungan berpacaran dengan seorang pria bernama jaka. Awalnya mereka
sangat rukun dan harmonis, tetapi lama kelamaan sifat Jaka mulai memperlihatkan
kejanggalan yang sebelum-sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh melati. Jaka
menjadi sangat keras dan pemarah bahkan tak jarang menyakiti Melati, menampar,
hingga memukul. Namun setelah puas meluapkan kemarahannya itu Jaka langsung
berubah drastis dengan menyadari tindakannya tersebut dan meminta maaf serta
berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan ternyata sifat pemarahnya itu ia
dapatkan karena sering melihat ayahnya melakukan tindak kekerasan terhadap
ibunya. Awalnya Melati bisa mengerti hal itu tetapi Jaka terus saja melakukan
hal yang sama kepada Melati, bahkan Melati tidak diperbolehkan berkomunikasi
dengan teman-teman dan sahabat terdekatnya terutama dengan pria lain walaupun
itu sahabat nya sendiri
Semakin hari, tindak
kekerasan yang dilakukan Jaka semakin tak terkendali, bahkan tidak jarang
Melati diancam akan dibunuh oleh Jaka saat ingin mengakhiri hubungannya dengan
Jaka. Namun setelah berusaha sekuat tenaga akhirnya Melati melaporkan tindakan
Jaka yang sudah tidak wajar kepada pihak berwajib dan berhasil mengakhiri
hubungannya dengan Jaka.
Dari peristiwa
tersebut seharusnya kita bersikap bertanggung jawab dan peduli terhadap
pasangan kita bukan malah menyakiti apa lagi menyakiti secara fisik. Banyak yang berasumsi berpacaran itu merupakan
hal yang indah tidak ada penderitaan tapi kalau kejadiannya kaya gini justru
yang didapatkan hanya penderitaan saja
sebelumnya saya juga sebagai mahasiswi pernah mengalami kekerasan dalam berpacaran awalnya saya mencoba sabar karena saya yakin dia bakal berubah tp melihat kelakuan nya semakin brutal saya langsung putusin dia. seharus nya dalam berpacaran kita tidak boleh over protectiv, mudah emosi dan tersinggung karena dalam masa pacaran itu sebaiknya tidak di haruskan dengan cara kekerasan apalagi kekerasan fisik. bayangin aja orang tua yang membesarkan kita selama berpuluh tahun tidak pernah berbuat kasar terhadap kita.
Referensi : http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=kekerasan-pacaran.flv
sebelumnya saya juga sebagai mahasiswi pernah mengalami kekerasan dalam berpacaran awalnya saya mencoba sabar karena saya yakin dia bakal berubah tp melihat kelakuan nya semakin brutal saya langsung putusin dia. seharus nya dalam berpacaran kita tidak boleh over protectiv, mudah emosi dan tersinggung karena dalam masa pacaran itu sebaiknya tidak di haruskan dengan cara kekerasan apalagi kekerasan fisik. bayangin aja orang tua yang membesarkan kita selama berpuluh tahun tidak pernah berbuat kasar terhadap kita.
Referensi : http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=kekerasan-pacaran.flv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar